Jumat, 21 Juni 2013

Baca dan Pikirkan (Hari Bumi)

Mau menghargai bumi...?
“Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi  dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
Yaitu orang-orang yang berdzikir (mengingat) Allah,
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) :
“Ya Tuhan kami tiadalah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”
(QS Ali Imran 3:190-191)

Mau menghargai bumi ?
Maka belajarlah mencintainya ( bumi )

Mau mencintai bumi ?
Maka belajarlah mencintai yang menciptakan bumi !

Mau mencintai yang menciptakan bumi ?
Belajarlah untuk mengingatNya

Mau mengingat yang menciptakan bumi ?
Belajarlah memperbaiki perilaku

Mau memperbaiki perilaku ?
Belajarlah untuk berpikir

Mau berpikir ?
Belajarlah mengenal akal

Karena hanya mereka yang berakal yang tahu berterima kasih kepada bumi.  Bagaimana mungkin kaum yang rusak dapat memperbaiki bumi yang rusak.

Dikutip dari catatan Nevy James Tonggiroh

Sejarah dan Dinamika Pencinta Alam

SEJARAH PENCINTA ALAM 

Dengan tujuan pengamatan ilmiah untuk pertama kalinya terjadi pada 8 Agustus 1786, ketika Dr. Michel Paccard dan seorang pemandu Jacques Balmant berhasil mencapai puncak Mount Blanc (France) dengan ketinggian 4807 mdpl.

Pada tahun-tahun berikutnya pegunungan  Alpen mulai di jajaki oleh penggemar olah raga mendaki gunung. Dan semakin popular setelah Sir Alfred Willis beserta kawan-kawannya pada tahun  1854 berhasil mencapai puncak Watterhorn dengan ketinggian 3708 MDPL. Pendakian tersebut abad ALPINISME dan merupakan cikal bakal terbentuknya perkumpulan pendaki gunung. Dan team perkumpulan pendaki gunung tertua di dunia sampai sekarang ini adalah BRITISH ALPINE CLUB pada tahun 1857. Kemudian Edward Whumper yaitu seorang pelukis Inggris memimpin Pendakian ke Matterhorn (between Switzerland and Italy) dengan ketinggian 4478 MDPL pada tahun 1865 pendakian tersebut dimaksudkan untuk membuat lukisan pegunungan Alpen. Tetapi tragis ketika mereka turun setelah keberhasilannya, tali pengaman putus sehingga merenggut 4 nyawa dari 7 anggota kelompoknya. 

Setelah Pendakian yang penuh tragedi itu, Ketika puncak-puncak pegunungan Alpen sudah sering di daki, pada pendaki mulai mencari puncak lainnya. Dan mengalihkan pilihan pada daerah pegunungan Himalaya di titik puncak Everest/Chomolungma/Sagarmatha. Puncak gunung tertinggi di dunia ini pertama kali ditemukan oleh Sir Andrew Waugh (Seorang Perwira Angkatan Bersenjata Inggris dan Surveyor ) dalam Ekspedisi Trigonometric Survey of India in 1832, dan pada tahun 1852 telah dinyatakan bahwa puncak tertinggi didunia oleh The Royal Geographic Society (Inggris). Beliau mengambil nama Mount Everest untuk menghormati gurunya yang bernama Sir George Everest.

Inggris dan beberapa negara-negara Eropa telah berulang kali mengadakan ekspedisi untuk mencapai puncak pegunungan Himalaya namun gagal.  Setelah mengalami beberapa kali pengalaman yang mengakibatkan kegagalan, akhirnya puncak Mount Everest dapat dicapai oleh Edmund Hillary dari Selandia Baru bersama dengan Tim Ekspedisi Inggris (British Reconnaissance, Ekspedisi Ke-9 dipimpin oleh Eric Shipton) bersama pemandu dari Nepal, yaitu Tenzing Norgay pada tanggal 29 Mei 1953.

Pada 16 Mei 1975, Junko Tabei dari Jepang menjadi pendaki wanita pertama yang berhasil mencapai puncak Everest, pada tahun 1992, Tabei menjadi pendakin wanita pertama yang berhasil menyelesaikan pendakian Tujuh puncak tertinggi di dunia.

Di Indonesia pada tahun 1623, Jan Cartenszoon adalah seorang kebangsaan Belanda yang pertama kali melihat puncak tertinggi di Papua.

1909-1911 suatu ekspedisi persatuan ahli burung-burung dari negara Inggris mencoba menembus rimba Irian dari arah selatan menuju gugusan Pegunungan Salju Jaya Wijaya. Mereka tinggal selama 16 bulan, tetapi kembali dengan kegagalan. Pada tahun berikutnya (1912) ekspedisi Van Der Pie mengambil arah dari sebelah timur dan juga mengalami kegagalan.

Pada tahun yang sama, 1912 Dr. Walaston dengan jalur utara lembah Itakwa mencapai ketinggian 3000 MDPL namun belum berhasil mencapai puncak CARZTEN PYRAMIDE. 

Ekspedisi berikutnya lebih berhasil dibawah pimpinan Dr. A. H. Colijjin mencapai puncak NGGA PULU dengan ketinggian 4862 MDPL dengan jalur medan di dinding utara Gletser Puncak Jaya Wijaya pada tahun 1963.

Pendakian itu membuka lembaran baru Sejarah Pendakian di Indonesia, tetapi lama setelah itu, ekspedisi dari Selandian Baru, dibawah pimpinan Henrich Harren pada tahun 1962 berhasil mencapai puncak bersalju CARTENZ PYRAMID dengan ketinggian 4884 MDPL. 

PERKEMBANGAN P.A DI INDONESIA 

Wanadri adalah sebuah organisasi tertua yang bergerak dalam kegiatan alam bebas. Organisasi ini didirikan pada tanggal 16 Mei 1964, dan merupakan perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung. Gagasan untuk mendirikan Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri dicetuskan oleh sekelompok pemuda yang sebagian besar berlatar belakang kepanduan pada bulan Januari 1964. Perhimpunan ini kemudian diresmikan pada tanggal 16 Mei 1964. Wanadri terdiri dari sekelompok orang yang mencintai kehidupan di alam bebas. Wanadri lebih jauh lagi merupakan masyarakat tersendiri, yang memiliki aturan dan norma baik tertulis maupun tidak, namun semua itu berlaku dan dihormati.

Mapala Universitas Indonesia

Di Fakultas sastra UI sebelum berdirinya Mapala UI, sudah terdapat kelompokkelompok mahasiswa yang gemar bertualang di alam bebas. Sayangnya kelompokkelompok ini tidak terkordinir dengan baik dalam statu wadah dan mereka juga tidak pernah membuka diri dengan peminatpeminat baru di luar jurusannya.

Soe Hok Gie Adalah seorang yang mencetuskan ide pembentukan suatu organisasi yang dapat menjadi wadah untuk mengkoordinir kelompokkelompok tadi, berikut kegiatan mereka di alam bebas. Gie sendiri meninggal pada tahun 1969 karena menghirup gas beracun Gunung Semeru. Gerakan "Pencinta Alam" awalnya adalah pergerakan perlawanan yang murni kultur kebebasan sipil atas invasi militer dengan doktrin militerisme - patriotik.

Mapala UI yang berdiri pada 12 Desember 1964, merupakan pelopor dari organisasi kepencinta alaman universitas di Indonesia. Sampai tahun 1970-an, di beberapa fakultas di UI terdapat beberapa organisasi pencinta alam antara lain :

Ikatan Mahasiswa Pencinta alam (IMPALA) di Psikologi,
Climbing And Tracking Club (CATAC) di Ekonomi,
Yellow Xappa Student Family (Yexastufa) di Teknik,
Climbing And Tracking (CAT) di Kedokteran. 
Setelah berjalan beberapa waktu di fakultasnya masingmasing, organisasiorganisasi ini merasakan dan menyadari bahwa Mapala UI yang telah terbentuk dan disetujui oleh Rektor UI Prof. DR. Sumantri Brojonegoro (Alm.)

Mengapa istilahPencinta Alam'yang dipilih???

Pertanyaan2 ini mungkin pernah terlintas di benak kita dan juga sering jadi bahan perdebatan. Ringkasan artikel dari alm. Norman Edwin berjudul "Awibowo - Biang Pencinta Alam Indonesia" (Mutiara, 20 Juni-3 Juli 1984).

Awibowo adalah pendiri satu perkumpulan pencinta alam pertama di tanah air. Nama perkumpulannya yaitu "PERKOEMPOELAN PENTJINTA ALAM"(PPA). Berdiri 18 Oktober 1953. "Selesai revolusi kami ingin mengisi kemerdekaan dengan kecintaan terhadap negeri ini. Itu kami wujudkan dengan mencintai alamnya,"kata Awibowo yang saat wawancara sudah berusia hampir 80 tahun. Saat pendirian, Awi baru selesai pendidikannya di Universitas Indonesia di Bogor (sekarang menjadi IPB). Diskusi ramai digelar bersama teman-temanya, ada yang mengusulkan 'penggemar alam, pesuka alam' dsb.

Tapi Awi mengusulkan istilah pencinta alam karena cinta lebih dalam maknanya daripada gemar/suka. Gemar/suka mengandung makna eksploitasi belaka, tapi cinta mengandung makna mengabdi. "Bukankah kita dituntut untuk mengabdi kepada negeri ini?"kata dia. Istilah pencinta alam akhirnya dipakai. Tapi bagaimana reaksi masyarakat saat itu. Ternyata orang2 masih merasa aneh karena saat itu istilah cinta masih dikaitkan selalu dengan asmara. Tapi Awibowo dkk terus bergerak. Tujuan mereka adalah memperluas serta mempertinggi rasa cinta terhadap alam seisinya dalam kalangan anggota2nya dan masyarakat umumnya.

PPA sempat meluas hingga anggota datang dari Jogja dan kota lain. Mereka juga sempat menerbitkan majalah "Pentjinta Alam"yang terbit bulanan. Sayang perkumpulan ini tak berumur panjang. Penyebabnya antara lain faktor pergolakan politik dan suasana yang belum terlalu mendukung sehingga akhirnya PPA bubar di akhir tahun 1950.

Lima tahun setelah kematian Gie, telah memunculkan suatu kesadaran untuk menjadikan Pencinta Alam sebagai aktivitas yang teo - filosofis, beretika, cerdas, manusiawi / humanis, pro - ekologis, patriotisme dan anti - rasial.

Etika Lingkungan Hidup Universal yang disepakati pada 1972. Era ini menandakan adanya suatu babak monumental dalam aktivitas kepecintaalaman Indonesia dan perhatian pada lingkungan hidup di negara - negara industri.

Ada 3 etika yang merupakan prinsip dasar dalam kegiatan petualangan yaitu : 
Take nothing but PICTURES 
Leave nothing but FOOTPRINTS 
Kill noting but TIME. 
(The Baltimore Grotto Caving Society, Maryland 1952)

PPA Sulawesi Selatan diawali dengan terbentuknya Mountain Climber Association – Libra Double Cross (LDC) Makassar yang berdiri pada tanggal 10 Oktober 1969 (milad ke-41 bertepatan tanggal 10-10-2010 di Pantai Akkarena Tanjung Bunga). Pendirinya antara lain Alm. Azis Longgari (L. 001), Rudy Muchtady (L. 005), Muchtar Freddy, Papas, Makmur. Berselang beberapa waktu, mulailah bermunculan klub-klub pendaki gunung lainnya seperti : Gembel, Antariksa, Pathandos, Black Cats dan Egos. 

DINAMIKA PENCINTA ALAM
Sejarah Gladian Nasional Pecinta Alam Indonesia 

Gladian Nasional merupakan pertemuan akbar pecinta alam se Indonesia. Menurut bahasa berasal darigladi” (bahasa Jawa) yang mempunyai artilatihansehingga Gladian Nasional bisa diartikan sebagaiajang latihanbagi para pencinta  alam guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dalam bidang kepecintaalaman dan kegiatan alam bebas. Gladian Nasional juga berperan sebagai wahana silaturahmi dan berbagi pengetahuan antar perkumpulan pecinta alam se Indonesia.

Pada awalnya kegiatan ini diadakan oleh WANADRI sebagai ajang latihan bagi anggotanya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam gladian ini antara lain mountaineering, pengenalan SAR, acara kekeluargaan, serta tukar menukar informasi dan pengalaman. Selain anggota WANADRI dalam kegiatan ini diundang pula beberapa perhimpunan- perhimpunan pencinta alam dan pendaki gunung yang ada di Jawa.

Dalam acara gladian yang kemudian dikenal sebagai Gladian Nasional I ini hadir 109 orang dari 18 perhimpunan. Pada kesempatan itu pula akhirnya disepakati bersama untuk menyelenggarakan gladian-gladian selanjutnya sebagai media pertemuan dan latihan pencinta alam dan pendaki gunung di Indonesia.

Salah satu Gladian Nasional yang fenomenal adalah Gladian Nasional IV yang berlangsung di Sulawesi Selatan di mana dalam gladian ini berhasil disepakati Kode Etik Pencinta Alam Indonesia yang masih dipergunakan oleh berbagai perkumpulan pencinta alam di Indonesia hingga sekarang. 

Kode Etik Pencinta Alam Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Pencinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pencinta Alam Indonesia adalah bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab kepada Tuhan, bangsa, dan tanah air.
3. Pencinta Alam Indonesia sadar bahwa pencinta alam adalah sebahagian dari makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
 
Sesuai dengan hakekat di atas, kami dengan penuh kesadaran, menyatakan :
1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa 
2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya 
3. Mengabdi kepada bangsa dan tanah air
4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya 
5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara pecinta alam sesuai dengan asas pencinta alam 
6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air.
7. Selesai 

DISAHKAN DALAM GLADIAN IV
DI UJUNG PANDANG (29 JANUARI 1974)

GLADIAN

Gladian Nasional I diselenggarakan oleh WANADRI pada tanggal 25 – 29 Februari 1970 di tebing Citatah Jawa Barat. 

Gladian Nasional II diselenggarakan pada tahun 1971 di Malang Jawa Timur yang diselenggarakan oleh TMS 7 Malang. 

Gladian Nasional III diselenggarakan di Pantai Carita, Labuhan, Jawa Barat pada bulan Desember 1972. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Pencinta Alam dan Penjelajah Alam se-Jakarta. 

Gladian Nasional IV diselenggarakan di P. Khayangan (Makassar) dan Tana Toraja Sulawesi Selatan pada bulan Januari 1974. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Kerja sama Club Antarmaja Pencinta Alam se-UjungPandang. Dalam Gladian IV yang dihadiri oleh 44 perhimpunan organisasi pecinta alam.

TWKM (TEMU WICARA KENAL MEDAN) 

Kegiatan Temu Wicara dan Kenal Medan (TWKM) berawal dari kegiatan Kemah Bakti atau bisa juga disebut Camping Ceria  Mapala Se-Jawa-Bali pada tahun 1987 yang diadakan oleh MPL UNIVERSITAS SOEDIRMAN.

Pada saat itu pertama TWKM adalah Mahasiswa Pencinta alam seluruh Indonesia dikumpulkan dan berbagi pikiran. Pertama peserta melakukan Temu wicara dahulu untuk membicarakan peran mapala di dalam dinamika kehidupan kampus.

Permasalahan intern organsasi juga dibicarakan disini dan topik yang sering dibahas adalah peran Mahasiswa Pencinta Alam terhadap lingkungan. Dari kegiatan ini diharapkan, MAPALA bisa dijadikan sebagai organisasi percontohan bagi organisasi intra kampus lainnya. Pada pelaksanaan TWKM (V) tahun 1992 yang dilaksanakan di Makassar dengan tuan rumah KORPALA UNHAS.

PRINSIP DASAR PETUALANGAN DAN PENCINTA ALAM

1.Dalam pelaksanaan kegiatan petualangan terdapat etika dan prinsip dasar yang sudah disepakati bersama. Etika dan prinsip dasar tersebut muncul sebagai rasa tanggung jawab kepada alam
2.Pengembangan sikap positif ke segala aspek untuk meningkatkan kemampuan. Hal ini mencakup determinasi / kemauan, percaya diri, kesabaran, konsentrasi, analisis diri, kemandirian, serta kemampuan untuk memimpin dan dipimpin.

3.Seorang pencinta alam seharusnya dapat memahami keadaan dirinya secara fisik dan mental sehingga ia dapat melakukan kontrol diri selama melakukan Perjalanan, apalagi jika dilakukan dalam suatu kelompok, ia harus dapat menempatkan diri sebagai anggota kelompok dan bekerja sama dalam satu tim.
4.Kemampuan pemahaman lingkungan. Pengembangan kewaspadaan terhadap bahaya dari lingkungan spesifik. Wawasan yang luas sehingga memahami pengaruh kondisi lingkungan terhadap dirinya dan pengaruh dirinya terhadap kondisi lingkungan.

NB : Referensi dari berbagai sumber