Rabu, 25 Mei 2011

Tentang Kesepian

Inilah cerita tentang orang-orang yang kesepian. Dia berada di tengah-tengah keramaian. Orang-orang bekerja di balik meja tanpa sapa. Suara manusia dibungkam oleh ketukan tanpa irama dan sesekali desauan pendingin ruangan. Inilah keramaian yang mencekam. Suara hanya instruksi dan kau tetap sendiri. Kau mesti menyelesaikan suatu hal yang kau tidak pernah tahu akan berakhir seperti apa. Di ujung sana tragedi mungkin saja menyapa banyak orang dengan keramahannya yang mematikan. Dan kau tetap sendiri dengan risiko yang kau tidak akan pernah tanggung sendiri. Hei, lihatlah, tanpa risiko hidup layaknya danau yang tidak akan pernah kering. Terlihat indah dari ketinggian tetapi tercekik dalam sepi. Pada saat fajar menyapa hari, kau akan berteriak, “semoga esok fajar tidak lagi menyapaku”

Inilah cerita tentang orang-orang yang kesepian. Mereka yang minggat tetapi selalu kembali. Orang yang terus berbicara masalah semua orang tetapi lupa bahwa dia lah yang menjadi masalah bagi semua orang. Orang-orangan sawah yang telah mati kehendak. Berkhayal tinggi punya daya untuk bergerak sehingga bisa memburu pipit hingga ke sarangnya. Lihatlah betapa bodohnya kita, tanpa kehendak menyebut diri kita bebas begitu rupa. Dan anak-anak muda berlarian dalam ecstasy, dalam perhentian mereka menghisap ganja, terus berlari berharap esok mereka akan menjumpai tempat yang berbeda. Tetapi mereka tetap kembali, karena orang-orang bebas yang mati kehendak tiada angan tiada tujuan hanya menemui tempat pemberhentian untuk kembali. Sartre benar, "kebebasan adalah hukuman untuk manusia". Dan biarkan aku menyambungnya dengan perkataan Marquez, "kita terhukum untuk seratus kesunyian".

Sepi nyaris menang. Dengan perlahan ia membunuhku. Membenamkan dalam lumpur yang mengeras. Tanganku mencari pegangan, tetapi hanya ada akar rapuh dari pohon yang menimpaku. Sekali waktu seseorang datang menjengukku, lalu pergi membawa pesan yang tidak akan pernah sampai.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar